Tuesday, April 18, 2017

Pengertian Investasi Tanah

Pengertian Investasi Tanah
Adalah usaha penanaman modal yang bertujuan untuk memperoleh tambahan penghasilan di masa depan. Dengan kata lain bahwa investasi adalah pengorbanan modal di masa sekarang dengan tingkat resiko tertentu untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan dating.
Investasi dapat digolongkan ke dalam 2 jenis investasi yaitu investasi riil dan investasi  surat berharga. Berikut penjelasan dari ke dua investasi itu:
1. Investasi riil adalah investasi yang bentuknya aktiva berwujud, contohnya emas, bangunan, tanah, batu mulia dsb.
2. Investasi sekuritas / surat berharga, bentuk dari investasi ini adalah surat – surat berharga .
Ada dua cara yang dapat dilakukan ketika akan berinvestasi di sebuah perusahaan atau institusi, yaitu:
1. Direct investing atau investasi secara langsung biasanya dimiliki dengan membeli surat surat berharga pada perusahan yang telah go public. Keuntungan yang diperoleh adalah deviden serta capital gain.
2. Indirect investing atau investasi tidak langsung dapat dilakukan apabila kepemilikan surat berharga dari suatu perusahaan diperdagangkan kembali dan bertujuan sebagai perantara. Yang bertindak sebagai perantara disini adalah lembaga-lembaga keungan yang telah terdaftar. Pedagang perantara nantinya akan memperoleh deviden juga seperti investasi langsung.
Resiko dalam berinvestasi:
Ada berbagai macam factor yang dapat menyebabkan kerugian dalam berinvestasi. Resiko yang terjadi dapat menyebabkan uang yang anda keluarkan untuk beirnvestasi tidak kembali. Semua jenis investasi pasti memiliki resiko. Jika ada yang mengatakan investasi bebas resiko maka dapat disimpulkan bahwa hal tersebut tidak benar.  Di dalam investasi besar maupun kecil pasti akan melekat yang namanya resiko. Beberapa jenis resiko yang dapat terjadi diantaranya kehilangan hasil, ketidakpastian hasil, resiko likuiditas, resiko kehilang modal dan resiko turunya nilai investasi.
Berikut ada beberapa contoh resiko dalam perusahan:
1. Resiko dalam bisnis yaitu terkait dengan kuantitas penjualan perusahan. Hal ini dapat diukur dari laporan keuangan dan perilaku kebutuhan konsumen.
2. Resiko keuangan atau finansial, kondisi ini dapat diukur dari pendapatan perusahaan.
3. Resiko terjadinya inflasi atau daya beli yang menurun
4. Resiko suku bunga disebabkan oleh perubahan suku bunga yang akan mengakibatkan kerugian pada nilai portofolio.
Baca:

No comments:

Post a Comment